Yang Hansen – Siapa sangka? Dari ratusan nama yang meramaikan NBA Draft Combine, dua pemain muda yang nyaris tak masuk radar justru tampil mencolok dan mengguncang arena: Yang Hansen dan Lachlan Olbrich. Bukan dari universitas papan atas, bukan juga yang penuh sorotan media—tapi di atas lapangan, mereka tampil seperti bintang yang sudah menunggu giliran untuk bersinar. Mereka bukan nama besar, tapi penampilan mereka bicara keras. Sangat keras.
Di tengah deretan talenta yang sudah ditunggu-tunggu oleh analis dan manajer tim, Hansen dan Olbrich justru datang dengan gaya mereka sendiri—penuh percaya diri, tanpa rasa takut, dan lebih penting lagi: efektif. Kombinasi ketangguhan fisik, kecerdasan bermain, serta ketenangan dalam tekanan menjadikan keduanya sorotan slot bonus new member.
Yang Hansen: Center Asia yang Siap Menantang Dunia
Postur tubuh menjulang, reach mengerikan, dan insting bertahan yang tajam—itulah Yang Hansen. Pemain asal Asia ini tampil seperti monster di bawah ring. Dalam beberapa sesi scrimmage, Hansen mencatatkan block demi block yang membuat beberapa forward top harus berpikir dua kali untuk menyerang paint area. Tapi bukan cuma soal defense.
Yang juga menunjukkan efisiensi menyerang yang tidak bisa slot mahjong. Mid-range jumper-nya mulus, finishing dengan hook shot dari sisi kanan kiri presisi, dan yang paling mengejutkan—passing vision-nya luar biasa untuk seorang big man. Dalam satu momen, Hansen melakukan assist no-look dari elbow ke baseline yang membuat para scout berdiri dari kursi.
Yang tak hanya mengandalkan tubuh, tapi juga otak basket. Dalam drill agility dan shooting, ia juga mencatatkan hasil di atas rata-rata center lainnya. Beberapa analis bahkan menyebutnya sebagai “Asian Jokic in progress”—julukan yang terlalu dini, tapi cukup untuk membakar ekspektasi.
Lachlan Olbrich: Big Man Modern dengan Gaya Streetball
Dari Australia, Lachlan Olbrich datang dengan label “big man yang bisa menembak.” Tapi ternyata, itu hanya permukaan. Di Combine, dia memperlihatkan sisi lain yang lebih buas—playmaker dalam tubuh center. Olbrich bermain dengan gaya santai namun membunuh. Pergerakannya di perimeter seperti guard, tapi dengan kekuatan dan badan yang sanggup menabrak siapa saja di dalam situs slot.
Yang bikin Olbrich menonjol adalah fleksibilitasnya. Dalam beberapa scrimmage, ia mengambil posisi point-forward, menjalankan transisi offense dari belakang, dan bahkan memimpin fastbreak sendiri. Tembakan tiga angka? Konsisten. Step back jumper? Ada. Post move klasik? Lengkap. Tidak heran beberapa tim langsung menjadwalkan interview pribadi dengan pemain satu ini.
Dalam drill vertical jump dan sprint, Olbrich juga mencatatkan angka yang mencengangkan untuk ukurannya. Ini bukan big man biasa—ini adalah senjata serbaguna yang siap merusak struktur pertahanan lawan dari berbagai sudut.
Sorotan Media dan Scouts Mulai Mengarah
Setelah penampilan eksplosif keduanya, media dan pemandu bakat mulai ramai memperbincangkan Hansen dan Olbrich. Beberapa mock draft mulai memasukkan nama mereka ke putaran kedua, bahkan ada yang menyebut peluang late first-round pick. Ini bukan mimpi muluk, karena bukti di Combine sudah berbicara.
Pujian berdatangan dari berbagai analis NBA. “They played fearless and smart. That’s a rare combination for unknown prospects,” ujar salah satu komentator ESPN. Sejumlah tim seperti Indiana Pacers, San Antonio Spurs, dan Utah Jazz dikabarkan sudah memasukkan keduanya dalam radar serius. https://athena-168.org/
Kombinasi energi, IQ basket, dan determinasi mereka di lapangan membuat banyak orang sadar: kadang bukan nama besar yang patut ditakuti, tapi nama-nama yang siap menciptakan kejutan tanpa beban. Yang Hansen dan Lachlan Olbrich adalah bukti nyata bahwa bintang bisa lahir dari bayang-bayang.